"Sangat tidak adil jika kita menyebut istilah “Sampah Masyarakat” kepada gelandangan, pengemis, pemulung dan sebagainya. Karena boleh jadi keadaan mereka akibat system Negara yang bobrok, sehingga merekalah diantaranya yang menjadi korban. Tulisan ini bukan ingin membahas opini umum seperti itu. Tetapi ingin menunjukkan bahwa ada manusia yang suka dengan sampah, yang hobi makan sampah, hobi nonton sampah, mendengar sampah, ada yang berteman dengan sampah, maka sangat layak disebut manusia sampah. Loh..? memang ada..? huu… buanyak…!
Sampah adalah sisa buangan manusia yang dianggap sudah tidak berguna. Kalaupun bisa berguna harus di daur ulang atau direkayasa sedemikian rupa baru bisa berguna lagi. Sampah itu kotoran, bau, busuk, jijik, suber penyakit, sebisanya dijauhkan dari kehidupan manusia. Bisa kita bayangkan kondisi kejiwaan manusia yang sangat menyukai sampah..
Makanan sampah adalah makanan yang mengandung bahan-bahan yang tidak dibutuhkan tubuh, bahkan ada bahan yang membayakan tubuh, seperti zat pengawet, pewarna, perasa, pemutih, penyedap rasa, pengenyal dan sebagainya. Bahan-bahan seperti ini banyak digunakan di rumah rumah makan siap saji. Bahkan boleh dikatakan menjadi resep wajib bagi tiap-tiap resotran harus menggunakan penyedap rasa. Lidah masyarakat kita pun sudah tidak bisa lagi dipisahkan, sehingga menjadi kunci laku tidak lakunya sebuah tempat makan. Pemiliki warung nasi atau rumah makan tentunya tidak mau ambil resiko, dan agak susah membangun kreatifitas resep yang aman tapi punya rasa yang enak. Maka jalan pintasnya adalah harus memakai penyedap rasa….
Diantara kasus yang pernah terjadi adalah seseorang anak remaja tidak mampu mengendalikan libidonya terhadap lawan jenis, meskipun ditempat umum atau keramaian. Setelah ditanya makanan hari harinya adalah fast food berupa fried chiken, dan tidak pernah makan sayur dan buah-buhan. Padahal makanan di Indoneisa yang masih dianggap bergengsi ini, adalah makanan sampah di Negara-negara maju. Hormon yang terus menerus di suntik, atau makanan yang mengandung konsentrat tinggi agar ayam cepat besar dan berat tidak alami. Bayangkan kalau itu terus menerus di konsumsi oleh anak-anak tanpa diimbangi buah dan sayur akibatnya anak anakpun akan cepat pertumbuhan biologisnya tetapi jauh meninggalkan pertubuhan mental dan intelktualnya. Terjadilah ketidak seimbangan.
Belum lagi kita bicara rokok, narkoba, miras dan sebagainya. Kehebatan syaitan dalam menghias dan menipu bersinergi keinginan nafsu kotor, semakin banyak orang yang mengkonsumsi sampah. Hukuman berat bagi si pengedar tidak membuat orang menjadi jera. Ketika keimanan kekpada Allah SWT tidak ada lagi, maka orang tidak lagi berfikir dan berupaya bagaimana cara menghentikan atau mengobati, tetapi berbagaimana caranya bisa lolos dari intaiaan polisi atau bebas dari jeratan hukum. Sebagaimana zina orang tidak lagi berfikir takut dengan pengawasan Allah, siksa neraka, tetapi yang difikirkan bagaimana zina dengan aman dari HIV, AIDS, dan resiko duniawi lainnya.
Ada lagi manusia Pemakai bangkai manusia, itulah julukan yang Allah SWT berikan kepada orang yang suka menggunjing orang lain, dalam surah Al-Hujuraat (49) ayat : 12 ). Tayangan gossip-gosip selebritis menjadi acara yang paling laris, terbukti stiap stasiun TV punya banyak acara memakan bangkai manusia ini. Tak kalah larisnya juga Koran dan majalah-majalah gossip. Menjadi santapan nikmat berita berita gossip itu sambil minum kopi dipagi hari.
Masih berkisar mulut, ada yang suka celetukan tanpa bobot, bahkan menyebut istilah-istilah kotor, nama-nama binatang untuk menjust orang lain, sumpah serapah, lawakan tak bermutu, celetukan porno, isilah yang artinya berupa penghinaan / bulliying namun karena keseringan diucpakan jadi hal biasa.Teriakan yang tanpa tujuan, komentar hanya sekedar mencari sensasi, provokasi negative dan sebagainya.
Dari mulut , beralih ke mata sampah, berarti mata yang suka melihat sampah. Gambar-bambar sampah, tayangan-tayangan sampah, film-film sampah, pertunjukan sampah, acara-acara sampah. Diantara tayangan sampah adalah berbagai bentuk kemusyrikan dengan segala promosinya, tayangan kekerasan kebuasan serta keberingasan, tayangan kehidupan glamor, hedonism, kenikmatan, kemewahan dan sebagainya, tayangan seks, ekploitasi tubuh, serta nafsu birahi, tayangan horor, syithan, hantu, kuntilanak yang meracuni otak manusia. Berbagai bentuk hiburan, nyanyian, tarian, lawakan atau pertunjukan apapun yang tidak punya nilai edukatif, murahan, tanpa bobot, dan sejenisnya.
Kalau kita mau jujur mengamati keadaan, maka kita akan menyaksikan pemandangan yang sangat mengerikan, suasana hidup dan gaya hidup masyarakat kita. Sudah sangat kecanduan dan kehausan dengan berbagai hiburan, sehingga boleh dibilang sudah sangat over dosis. Televisi sudah menjadi teman hidup yang harus 24 jam nonstop menyala. Ceremonial apa saja harus ada hiburannya, bahkan pernah ada usulan di Kantor Dewan pun harus ada ruangan karouke.
Semakin lama berbagai tayangan edukatif semakin tidak diminati, lihat saja berubahnya orientasi TPI. Investor akan berfikir seribu kali kalau mau membuat televisi edukasi. Sudah sedemikian membusuk mata sampah, sehingga enggan menyaksikan acara-acara yang bermanfaat, punya nilai edukatif serta penambahan spiritual. Makanya acara yang berbobot seperti santapan ruhani diletakkan di pagi hari pukul 05.00, waktu orang mulai sibuk bersiap untuk kerja ke kantor. Hampir tidak ada yang mau memasang iklan pada jam jam seperti itu. “Tuhan sangat miskin dan syaithan sangat kaya kalau dilihat dari tayangan-tayangan televise”. Celetuk seorang kru televise swasta.
Telinga sampah adalah telinga yang senang dengan bunyi-bunyian sampah, lagu-lagu sampah, music-musik sampah, hiburan sampah, banyolan sampah, cerita sampah dan lain lain. Diantara persoalan serius lagu-lagu adalah lirik liriknya. Tanpa disadari banyak sekali uangkapan kemusyrikan, terutama lagu lagu cinta. Memuja muji kepada selain Allah SWT secara berlebihan tidak proposional banyak sekali diungkapkan dalam nyanyian-nyanyian cinta. Seperti “Aku lahir hanya untukmu..” “lebih baik aku mati ditanganmu” , “dihatiku hanya ada kamu..” atau “ Hidup ini terasa hampa tanpa ada kamu disisiku” dan berbagai ungkapan gombal lainnya…
Akhirnya kita juga banyak menyaksikan aktifitas sampah, seperti tongkrongan sampah, pesta sampah, pertunjukan sampah, ceremoni sampah, dan sebagainya. Isi acaranya hanya kemaksiatan dan kesenangan hewaniah. Mata, telinga, kaki dan tangan penuh kamaksiatan, Akal dan fikiran ngeres dan penuh kotoran. Jiwa dan Hati keras dan kelam, sulit menerima masukan, sulit untuk diajak kebaikan."
No comments:
Post a Comment